Selasa, 20 Oktober 2015

PERJALANAN KARIER TULUS

Muhammad Tulus (lahir di BukittinggiSumatera BaratIndonesia20 Agustus1987; umur 28 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu berkebangsaan Indonesia yang berdomisili di Bandung.
Selain itu, pria berdarah Minangkabau ini juga berprofesi sebagai seorang arsiteksetelah menamatkan studinya di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Bernyanyi sejak kecil, TULUS mulai dikenal ketika dia sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam Sikuai Band.

Karier

Album perdana TULUS, TULUS-Tulus, yang diproduseri oleh Ari Renaldi, dan didistribusikan oleh Demajors dan Trinity Optima Production, dirilis oleh perusahaan rekamannya sendiri, TULUS Co. pada tanggal 28 September 2011, dimana TULUS menciptakan seluruh lagu, berperan sebagai composer sekaligus koproduser album tersebut. Kakak kandung TULUS, Riri Muktamar bertindak sebagai produser eksekutif. Lagu-lagunya seperti Sewindu, Teman Hidup, Kisah Sebentar, Tuan Nona Kesepian, dan Jatuh Cinta, merajai chart-chart di radio-radio di seluruh Indonesia.
Majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan TULUS sebagai Editor's Choice: Rookie of The Year tahun 2013. Selain itu album perdananya pernah menduduki peringkat pertama chart Rolling Stone pada Januari dan Februari 2012.Teman Hidupsempat menduduki peringkat ke-1 deretan K-20 TV.
TULUS kerap kali mengadakan konser tunggal untuk memuaskan para penggemarnya. Konser pertamanya diadakan di Auditorium Centre Culturel Francais (sekarang IFI) Bandung yang bertajuk 'TULUS: An Introduction' pada tanggal 28 September 2011, kemudian konser 'TULUS-Beyond Sincere' di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012, dan konser tunggal bertajuk 'Konser Diorama' pada tanggal 9 Mei 2013 di Teater Tertutup Dago Tea House Bandung.
Pada pergelaran Jakarta International Java Jazz Festival 2013 di Jakarta, TULUS menjadi salah satu pendatang baru yang paling diminati penonton. Di ajang tersebut, TULUS juga berkolaborasi dengan Raisa, dimana mereka menyanyikan lagu Teman Hidup dan A Whole New World
Akhir Juni 2013, RAN berkolaborasi dengan TULUS. Mereka meluncurkan satu single, Kita Bisa. Akhir Agustus 2013, TULUS mengeluarkan single Sepatu dalam bentuk digital yang dapat diunduh melalui iTunes, dan menjadi salah satu single yang menempati posisi atas chart iTunes Indonesia, selain Teman Hidup dan Sewindu.
TULUS juga pernah mengisi sebuah acara amal, yang diadakan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Jerman, yang bertajuk "Sound of Indonesia 2013" pada bulan Oktober 2013, bertempat di Friedrich-Ebert Halle, Hamburg, Jerman. TULUS membawakan beberapa lagu dalam puncak acara tersebut, seperti Teman Hidup, Sewindu, Sepatu, Jatuh Cinta, Bengawan Solo, dan Satu Yang Tak Bisa Lepas.
Mengiringi peluncuran album keduanya pada 19 Februari 2014 yang diberi judul TULUS-Gajah, TULUS mengadakan konser-konser tunggal yang diberi nama Konser Gajah TULUS di dua kota yang berbeda, yaitu pada tanggal 25 September 2014 di Sasana Budaya Ganesha Bandung, 2 Desember 2014 di Balai Kartini Kartika Expo Jakarta, dan 21 Maret 2015 di Grand Pasific Hall Yogyakarta. Album TULUS-Gajah seperti halnya album TULUS-Tulus, tetap dirilis lewat perusahaan label musiknya sendiri, TULUS Co.
Berikut daftar beberapa acara selama tahun 2014 yang mendapuk TULUS sebagai salah satu pengisi acaranya:
  • Acara Kesultanan Brunei Darussalam
  • Java Jazz International Festival 2014
  • One Million Dream Concert
  • TULUS and Raisa Musical Drama
  • Glenn Fredly Solo Konser
  • Rolling Stone Indonesia Magazine Anniversary 2014
  • Netmedia Anniversary 2014
  • Anugerah Musik Indonesia Awards 2014
  • Anugrah Planet Muzik 2014
  • Java Soundsfair Festival 2014
  • The 6th International Kampoeng Jazz
  • Indonesia Tatler Ball
  • Erwin Gutawa Orchestra Concert "Tribute to Guruh Sukarnoputra"
  • New Year Eve Celebration di Mall Of Indonesia
  • Music Matters 2015 di Singapura
Pada bulan Mei 2015 lalu, tepatnya pada tanggal 20-21 Mei 2015, TULUS tampil di salah satu festival musik internasional Asia-Pasifik di Singapura yang bertajuk Music Matters Live 2015. Tidak tanggung-tanggung, TULUS tampil di tiga tempat berbeda selama dua hari berturut-turut, yaitu: pada 20 Mei 2015 di Timbre Music Academy, 21 Mei 2015 di konferensi Music Matters, Ritz Carlton, dan 21 Mei 2015 di Barber Shop by Timbre, Singapura.
Berikut daftar beberapa acara selama tahun 2015 yang mendapuk TULUS sebagai salah satu pengisi acaranya:
  • Rendesous Night care for Lupus 2015
  • RoadShow East Borneo 2015 bersama Kunto Aji
  • 5th Indonesia Hijab Fest
  • NET 2.0 Anniversary 2015
  • Bend The Rules Intimate Concert bersama HP
  • Jazz Gunung 2015
  • Jakarta Fair 2015
  • The 20th Anniversary of Wardah
  • HUT SCTV ke-25

Suatu sore di kota Bandung, di tengah cuaca yang tidak dapat diprediksi dan begitu pula dengan kondisi lalu lintas jalanannya. Pada saat yang bersamaan terdengarlah suara alunan sebuah lagu yang diputar oleh salah satu stasiun radio. Suara yang cukup akrab di telinga, suara penyanyi yang terdengar ringan dan menghanyutkan, mendendangkan sebuah lagu.
Kita adalah sepasang sepatu / Selalu bersama tak bisa bersatu / Kita mati bagai tak berjiwa / Bergerak karena kaki manusia / Aku sang sepatu kanan / Kamu sang sepatu kiri / Kusenang bila diajak berlari kencang / Tapi aku takut kelelahan / Aku tak masalah bila terkena hujan / Tapi aku takut kamu kedinginan / Kita sangat ini bersama /  Tapi tak bisa apa-apa / Terasa lengkap bila kita berdua / Terasa sedih bila kita di rak berbeda  / Didekatmu kotak bagai nirwana / Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya / Cinta memang banyak bentuknya / Mungkin tak semua bisa bersatu
Sebuah lagu yang terasa enak di telinga ini berjudul Sepatu, salah satu lagu dari album kedua dan terbaru dari Tulus.
Tulus. Jejaka asal Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini lahir 26 tahun yang lalu tepatnya 20 Agustus 1987. Tumbuh dan besar di tanah kelahirannya, Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Sejak kecil sudah suka bernyanyi. Dalam hal bernyanyi Tulus mendapatkan pengaruh dari sang ibu yang selalu menghadiahinya kaset-kaset musik. Dengan seksama Tulus kecil mendengar dan mencermati setiap kaset pemberian sang bunda. Walaupun terlahir bukan dari keluarga musisi, Tulus mempunyai mimpi yang bisa dibilang ambius di bidang musik. “Saya ingin jadi bagian dari sejarah baik musik Indonesia dan dunia,” begitulah ujar sang pengagum Chrisye ini.
Selepas menyelesaikan pendidikannya sampai dengan Sekolah Menengah Atas, hijrah-lah ia ke Bandung. Ia melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi swasta yang sangat terkenal di Bandung dan Teknik Arsitektur menjadi pilihannya menimba ilmu. Seiring berjalan waktu terjadilah ‘ikatan‘ antara bermusik dan teori-teori arsitektur yang didalami selama kuliahnya. Menurut Tulus, musik memiliki struktur, fungsi, dan keindahan. Di mana ketiga komponen ini juga merupakan dasar kuat dari sebuah karya arsitekur.
20140324_Tulus_3Perjalanan Tulus sebagai musisi di mulai pada tahun 2011, di mana pada tahun itu Tulus memulai mengalbumkan lagu-lagu yang pernah ia tulis sendiri. Nekat, itu pengakuan Tulus pada waktu itu. Album pertama ini diproduseri oleh Ari Renaldi, yang juga seorang musisi yang tergabung dalam kelompok 4peniti. Selain menjadi produser, Ari Renaldi ini juga sosok yang mengaransemen semua lagu-lagu ciptaan Tulus. Dari Ari Renaldi ini pula, Tulus mendapat pelajaran yang sangat berharga dalam bermusik, dari bagaimana membuat lagu, aransemen lagu, sampai dengan produksi album. Proses pembuatan album pertama ini menelan waktu kurang lebih satu tahun. Pada album ini Tulus mengemasnya dengan sepuluh lagu; 1. Merdu Untukmu (intro); 2. Teman Pesta; 3. Kisah Sebentar; 4. Sewindu ;5. Diorama (studio live) ; 6. Tuan Nona Kesepian; 7. Jatuh Cinta; 8. Teman Hidup; 9. Sewindu (rhodes version); 10. Merdu Untukmu (outro). Dan lagu yang berjudul Teman Hidup menjadi andalan pada album pertama ini dan dibuatkan video kilp bersama dengan Sewindu dan Tuan Nona Kesepian. Dan keseluruhan proses dijalani Tulus secara mandiri. Termasuk promo-promo yang dilakoninya hingga memasukkan single-nya ke radio-radio. Sebagai musisi atau lebih tepatnya penyanyi, Tulus mengusung eklektik sebagai genre-nya, karena menurut Tulus, para pendengar akan menemukan berbagai genre musik  pada albumnya tersebut, ada yang bernuansa jazz sampai ke soul.
Pada album keduanya, Tulus kembali menulis lagu-lagunya sendiri dan diaransemen oleh Ari Rinaldi. Prosesnya sendiri dimulai pada tahun 2013 dan juga memakan waktu yang sama, satu tahun. Waktu yang cukup lama menurut Tulus, karena banyak waktunya terpakai untuk tampil di beberapa panggung pertunjukan. Hampir semua lagu-lagu yang ditulis Tulus merupakan kisah perjalanan hidupnya. Contohnya untuk lagu yang berjudul Gajah, lagu ini ditulis Tulus berdasarkan cerita masa kecilnya. Ada rasa yang berbeda bisa menceritakan masa kecil, merupakan  hal yang menyenangkan bisa menceritakan diri sendiri, ungkap Tulus.
20140324_Tulus_1Pada  album Tulus terbaru, Gajah, Tulus yang menuturkan masa kecilnya. Gajah adalah panggilan Tulus ketika kecil, melabeli judul albumnya dengan salah satu judul lagu dalam album tersebut , Tulus ingin berbagi cerita yang lebih beragam kepada para pendengarnya. Cerita-cerita ini dikemas dengan eksplorasi instrumen bernuansa baru dan tentu saja, olah vokal Tulus. Selain lagu Gajah, akan ditemui juga lagu-lagu seperti Baru, Bumerang, Sepatu, Bunga Tidur, Tanggal Merah, Lagu Untuk Matahari, Satu Hari di Bulan Juni, dan Jangan Cintai Aku Apa Adanya. Persis seperti album pertamanya, album Gajah ini juga dikonstruksi dengan proses kreatif berjalurindependent. Distribusi album Gajah, merupakan hasil kerjasama dengan Demajors Independent Music Industry. Setalah diluncurkan album baru pada bulan Februari yang lalu di Jakarta, Tulus berencana membuat video klip untuk promo albumnya. Selain itu, Tulus kembali  memeriahkan panggung di Java Jazz Festival seperti tahun sebelumnya.
Tulus juga mengatakan bahwa karena kecintaannya akan bernyanyi, ia mempunyai satu slogan yang selalu mendorong dan membuat ia terus berkarya, “Kalau kita tahu dan mencintai apa yang kita lakukan, jangan pernah berhenti.” Ini juga yang membuatnya tidak pernah merasa bosan dan jenuh akan bernyanyi. Karena kecintaannya itu pula ia kini sudah mulai membuat dan mengumpulkan lagu-lagu untuk album berikutnya.  Dibalik semua kesibukannya sebagai penyanyi dan arsitek lepas, Tulus menyimpan satu cita-cita yang mulia, ia berharap suatu saat bisa membuat sekolah gratis, ia mempunyai kerinduan untuk membuat orang lain bisa mengenyam pendidikan tanpa ada hambatan ekonomi. Suatu cita-cita yang mulia, semoga cita-cita itu dapat terwujud.

sumber : http://news.indonesiakreatif.net/tulus-bernyanyi/

                https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Tulus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar